Parodi Mataraman
“ J E N G M E N U L ”
karya : Puthut Buchori
Adegan 1
JENG MENUL
Perkenalkan, nama saya Rumenul Setyo Kinasih. Usia dua puluh satu tahun. Pekerjaan, penjual Bubur asyoi. Enak lho.
Musik menghentak, dan sandiwarapun di mulai. orang-orang berlalu lalang membicarakan jeng menul juragan bubur yang sangat laris, dan pembelinya rata-rata lelaki, sehingga membuat para istri curiga, ada apa di balik bubur menul.
Ini hanyalah parodi
Tentang kisah orang pinggiran
Sukses di kota, sehingga banyak di suka orang
Tentang orang yang hanya cari makan
Namun di perdebatkan, didiskusikan
Sampai orang gedongan
Sampai orang atasan
Inilah kisah tentang orang
Tentang seseorang yang bernama
Jeng menul
Jeng, jeng, jeng, bubure jeng.
Di pasar, di jalan, di rumah semua orang membicarakan jeng menul.
MAT KRANJANG
Sudah tho mbokne, pagi ini biar saya saja yang membelikan bubur buat si thole, sekali-sekali mbokne istirahat saja di rumah.
MBOK TOMBLOK
Alah, padune...
MAT KRANJANG
Padune apa
MBOK TOMBLOK
beralasan momong si thole, beralasan beli bubur..., lak ya hanya padune tho ?
MAT KRANJANG
Padune apa tho ?
MBOK TOMBLOK
Sampeyan hanya pingin nginjen eseme bakule tho ?
MAT KRANJANG
Ah pitenah itu, Negatip tingking, berburuk sangka...
MBOK TOMBLOK
Lha memang beli nya bubur di tempat siapa?
MAT KRANJANG
Jeng Menul.
MBOK TOMBLOK
Wha lha dalah, lak tenan tho. Hanya mung pingin ketemu si menul, seperti halnya lelaki-lelaki lain.
MAT KRANJANG
Lha lihat gelunganmu sudah sepet je....
MBOK TOMBLOK
Weh kurang ajar, lelaki semprul, berani-beraninya omong begitu. Kurang ajar.
Mbok Tomblok terus menerus memaki suaminya yang mata keranjang. dan keduanya ngeloyor pergi. sementara dilain tempat.
ARJO ANGGUR
Mana bune, minta duwit, aku sudah lapar banget je.
YU GIYAT
Duwit apa ?
ARJO ANGGUR
Ya duwit yang masih payu tho. Aku sudah ngelih banget je, aku sudah kesusu sarapan bubur je.
YU GIYAT
Kesusu sarapan apa kesusu jeng menul...
ARJO ANGGUR
Sudah tho jangan cerigis, kasih aku duwit.
YU GIYAT
Duwitnya mbahmu apa? Wong lanang kok ora gablek duwit. Mbok bekerja, apa kek, nguli kek, dagang kek, ngamen kek, mburuh kek...
ARJO ANGGUR
Kak kek, kak kek ! Aku ini kakekmu apa, (MEREBUT DOMPET YU GIYAT ISTRINYA) mana duwitnya... (BURU-BURU PERGI KE TEMPAT JENG MENUL)
YU GIYAT
Oh dasar tekek, bayi buaya, sudah tidak bekerja, makan terus duwit istrinya, tekek elek, biar kejepit kelek sampeyan, raisa melek. (MENGUMPAT TERUS, DAN PERGI KE ARAH LAIN).
Sementara di lain tempat, dul geplak dan nini sunyi istrinya, serta dal gaplek dan cempluk tunangannya, keheranan memandang orang yang berduyun-duyun ke arah rumah bakul bubur jeng menul.
CEMPLUK
Kang kamu jangan ikut-ikutan mbubur di tempat si menul lho?
DAL GAPLEK
Memang kenapa ?
CEMPLUK
Pokoknya jangan.
DAL GAPLEK
kamu nglarang-nglarang begini pluk, yang malah bikin aku penasaran. Sebenarnya ada apa sih dengan Menul, kok buburnya laris banget, kok yang antri sampai berjubel, uyuk-uyukan, umpuk-umpukan. Aku bukannya pingin buburnya, hanya pingin lihat unteg-unteganya itu lho.
CEMPLUK
Sama saja !
DUL GEPLAK
Sudah, sudah.
NINI SUNYI
Ho oh, mbok sudah.
DUL GEPLAK
sekarang lebih baik, kita semua saja bareng- bareng menginjen di warung buburnya menul.
CEMPLUK
Lho kok malah begitu kang geplak ?
DUL GEPLAK
Lha ya begitu saja, yang aman, dari pada gaplek penasaran tapi kamu larang, atau dari pada saya berangkat juga menginjen, tapi istri saya nini sunyi ini curiga? Lebih baik kita bersama-sama saja. Supaya tidak ada syak wasangka.
NINI SUNYI
Ayo siapa takut.
Berempat kemudian menuju warung jeng menul. di lain tempat. mas romo sedang memanas-manasi para istri untuk protes ke denmas lemuduso, agar menghentikan kegiatan jeng menul jualan bubur.
MAS ROMO
keadaan saat ini sudah gawat bin genting, jamannya sudah edan bin sinting. Masak ada penindasan smacam ini kok di biarkan saja, masak ada penjajahan hak-hak perempuan kok di cueki saja. Sampeyan-sampeyan di sini merasa terjajah tho ? betul ?
PARA WANITA
Betul !!
MAS ROMO
Ini yang namanya ketidak adilan, sampeyan-smpeyan para istri sudah di lecehkan. Masak karena keadaan sampeyan-sampeyan terkalahkan oleh esemnya si menul. Betul ?
PARA WANITA
Betul !!
MAS ROMO
Nah ini yang harus di tegagkan, keadilan yang ini harus dijejegkan, masak kita orang-orang kecil seperti kita tak pernah diperhatikan. Betul ?
PARA WANITA
Betul !!
YU GIYAT
Saya setuju kalau kita harus protes ke hadapan mas lurah. Ini sudah kebangeten, masak bojo saya itu sudah nggak nyambut gawe, Ora gablek duwit. kalau pagi-pagi sudah nyarap ke warung buburnya si menul.
MBOK TOMBLOK
sama. Sama itu, sama dengan suamiku. Dengan alasan momong si thole, dengan dalih ndulang si thole, e.. lha kok ternyata hanya pingin memandang eseme bakule, si menul. Aku kan jadi keki.
WANITA 1
memang lelaki itu dimana saja sama. Bapaknya anak-anak itu juga jas buka iket blangkon, sama jugak sami mawon. Pagi-pagi kalo di suruh nimba air: males. Kalo di suruh cari kayu bakar: Masih ngantuk. Kalo di suruh gegenen: Nanti-nantii saja, katanya. Tetapi kalu di suruh beli bubur tempatnya menul: mak jegagik, ngadeg jejeg, jlenthir…. Mlayu banter. Gendeng… gendeng tenan kok ini.
WANITA 2
menul memang biyang kerok.
WANITA 3
Menul ki pancen semprul.
WANITA 4
ya sembrono.
WANITA 5
Di usir saja !
WANITA 6
Jangan, kasihan, di karantinan saja.
WANITA 2
memangnya kewan. Di pasung saja.
WANITA 5
Hus, sadis.
WANITA 4
Lantas diapakan.
MAS ROMO
kita serahkan saja pada denmas Lemuduso, biar beliau yang mengadili, karena hal ini sudah menyangkut kestabilitasan nasional lho. Ini sudah menyangkut masalah negara lho.
YU GIYAT
Wah.. wah.. sampai segitu tho..
Mas Romo
Lha iya, ini berarti sudah meresahkan masyarakat, dan keresahan masyarakat, adalah sudah urusan aparat, jangan main hakim sendiri. Jadi mari kita bulatkan tekat: kita giring menul ke hadapan denmas lemuduso, pimpinan kita.
PARA WANITA
Sepakat, ayo !
MAS ROMO
Kalau kalian telah sepak, aku akan menyiapkan gerobagku, kalian semua boleh nebeng ke gerobagku, kita giring menul ke hadapan aparat. (MENINGGALKAN PARA WANITA)
PARA WANITA (SALING BERSAUTAN)
wah ini pasti sip… semoga saja bisa adil.. kalau saya sih yang penting bojoku itu insap… iya ben ora medhok wae… ayo kita siap-siap.. ya kita kunci rumah dulu…
YU GIYAT
Sik.. sik… sik… sederek-sederek para wadhon sedoyo, sik harap tenang sebentar, saya itu masih curiga je….
PARA WANITA (BERSAHUTAN)
curiga apa yu,.. curiga pada siapa.. apa yang di curigai.. apa menul.. apa malah mas Romo…
YU GIYAT
Nah itu yang saya curigai…
PARA WANITA
Siapa yu ?
YU GIYAT
Ya mas room itu, kok semangat-semangatnya ngompori kita para wanita, kok rela-relanya membantu kita menyusun scenario demonstrasi, bahkan sampai rela menyediakan transportasi segala…. Pasti ada apa-apanya ini…
WANITA 6 :
Ada Apa dengan mas Romo ya ?
MBOK TOMBLOK
O.. I know.. I know… Mas room itu kan juga sama-sama juragan bubur tho, dia pasti ingin menyingkirkan si menul. Supaya dia tidak punya saingan, biar dia bias kembali laris. Kan akhir-akhir ini pelangganya sudah pada kabur.
WANITA 3
Bisa juga.
YU GIYAT
Memang bias juga begitu, makanya kita janagan mau di tunggangi..
WANITA 2
Masak kita mau di tunggangi mas room, ya jelas emoh. Memangnya mas room itu siapa, nunggangi kita.
YU GIYAT
Husy ! Pikiranmu reget ! Maksudnya di tunggangi itu adalah di peralat. Kita tetap akan memperjuangkan hak-hak kita, tetapi jangan sampai di ikuti kepentingan-kepentingan lain, seperti kepentingan pribadinya mas romo.
WANITA 2
Lha terus kita sekarang bagaimana.
WANITA 1
Saya ada usul, bagaimana kalau kita ber konsultasi dulu pada mbah angin anginan, jelek jelek begitu dia itu sesepuh kita lho, dia paranormal, tahu banyak hal.
Para Wanita : ya.. ya… setuju.. bagus itu.. ayo kita ketempat mbah angin anginan.. ayo ayo…
Secara tiba tiba mbah angin anginan muncul di tengah-tengah mereka.
PARA WANITA
Wah hebat kowe mbah… ampuh tenan sampeyan… sakti… TOP BGT… pancen sipp.
MBAH ANGIN ANGINAN
Ada apa tho kok saya di elu-elukan, kaya artis saja.
WANITA 5
Ya solanya sampeyan pancen sekti kok mbah. Mosok baru di rasani sudah langsung muncul di tengah kita…
WANITA 3
Panjenengan memang punya telepati yang kuat kok mbah
WANITA 2
Weruh sak durunge winarah.
WANITA 1
Caranya gimana tho mbah.
Mbah Angin Anginan : waduh.. waduh.. waduh.. kok pertanyaannya begitu bertubi-tubi, seperti sepur kluthuk kehilangan rem.
WANITA 4
Salahnya sampeyan sekti, jadi kami heran dan bertanya-tanya tentang kesaktian simbah.
MBAH ANGIN ANGINAN
Sakti apa ?
PARA WANITA
Ya Sakti, tanpa di panggil sudah hadir sendiri.
MBAH ANGIN ANGINAN
Itu Namanya bukan sakti…
PARA WANITA
Lantas apa ?
MBAH ANGIN ANGINAN
Lho kan memang aturan naskahnya seperti itu, kata sutradaranya harus begitu…
PARA WANITA
Hu.. dasar simbah…
MBAH ANGIN ANGINAN
Sudah.. sudah.. ada apa.. ayo plis talking about. Ceritakan pada simbah, kok kalian semua brukut banget. Wajahnya wajah wajah susah, biarpun negara sedang susah kita harus tetep berwajah cerah… ayo siapa dulu yang mau bicara.
YU GIYAT
begini mbah, kami para istri ini akan berkonsultasi dengan simbah…
MBAH ANGIN ANGINAN
Nah ! Maka berkonsultasilah, niscaya pikirannya menjadi plong.
YU GIYAT
Begini mbah, sak ploknya jeng menul itu jualan bubur, lak suasana jadi tidak menyenangkan.
MBAH ANGIN ANGINAN
Kok Bisa ?
YU GIYAT
Ya memang Bisa mbah. Sejak itu para suami jadi rajin bangun pagi..
MBAH ANGIN ANGINAN
Bagus itu…
YU GIYAT
Tetapi bangun pagi tidak lantas untuk bekerja, tetapi untuk sarapan bubur sambil menikmati esemnya jeng menul.
MBAH ANGIN ANGINAN
lha terus apanya yang salah, yang mana yang salah ?
MBOK TOMBLOK
Ya terang jeng menul itu tho mbah.
MBAH ANGIN ANGINAN
apanya yang salah, apa jualan bubur itu salah, dosa, dan harus di penjara…
WANITA 6
mesam-mesemnya itu lho mbah.
MBAH ANGIN ANGINAN
Wha lha dalah ! apa mesam-mesem itu tidak boleh, mesam mesem itu di larang, apa pernah ada undang-undangnya. Barang siapa mesam-mesem di depan umum, akan di penjara ?
WANITA 5
Esem yang bikin lelaki kepincut itu lho mbah…
MBAH ANGIN ANGINAN
Apa kalau suami-suami kalian itu kepincut, apa itu salahnya menul, kenapa kalian tidak menyalahkan suami kalian saja…
WANITA 2
Lha sebab, yang menjadi musababnya si menul…
MBAH ANGIN ANGINAN
Lha apa kalau begitu, terus si menul yang harus dipersalahkan? Ngawur kamu. Kalau simbah…, ini kalau simbah lho, sekali lagi kalo simbah. Dengan kejadian seperti itu, seharusnya justru kita yang mawas diri, intropeksi..
WANITA 2
Introspeksi mbah…
MBAH ANGIN ANGINAN
Ya intropeksi, kita kembali melihat kepada diri kita sendiri, apa tho yang kurang pada diri kita, sehingga suamiku meninggalkan aku, sehingga suamiku bosan dengan ku, apa kita kurang bersolek, kurang ayu. Dulu waktu masih yang-yangan dandan mati-matian, dan setelah rabi malah nglomprot blas ratau dandan. Kok suami suka sarapan di luar, apa masakan kita kurang enak? Kalau kurang enak ya belajar masak, biar suami dan anak betah dan suka makan di rumah. Tak ada salahnya kita melihat kembali pada diri kita, tidak asal menyalahklan orang lain. Tapi cobalah menghargai orang lain.
WANITA 1
Lha kami sudah terlanjur dikompori untuk demonstrasi je mbah,..
MBAH ANGIN ANGINAN
siapa yang ngompori ?
YU GIYAT
Mas Romo itu lho mbah…
MBAH ANGIN ANGINAN
Walah.. walah.. Gusti Allah Pangeran.. Mas Romo ?
PARA WANITA
Iya mbah.
MBAH ANGIN ANGINAN
Mas romo itu kan orang sudah mapan, dagangan buburnya juga sudah laris, kok ya takut kesaing… romo… romo… kok ya sempat-sempatnya kamu dolanan kompor, kalo kebakar jenggotmu baru tahu rasa kamu.
PARA WANITA
Gimana mbah…. ?
MBAH ANGIN ANGINAN
ya teruskan saja kalau memang sudah begitu. Tapi nggak usah pake emongsi. Di niati sowan saja, siapa tau denmas lemuduso ada jalan keluar yang lebih baik.
PARA WANITA
Ya mari kita berangkat…
MBAH ANGIN ANGINAN
Ya silahken… simbah turut mendoakan saja…
Para wanita bergegas menuju rumah denmas lemuduso.tinggal mbah angin anginan, yang kemudian muncul dul geplak, dal gaplek, nini sunyi dan cempluk.
DUL GEPLAK
Lho.. lho mau pada kemana orang-orang itu mbah ?
MBAH ANGIN ANGINAN : Mau sowan…
DUL GEPLAK
Kok Rombongan, memangnya ada wigati apa mbah, kok pada njanur gunung.
MBAH ANGIN ANGINAN
Itu… pada ngrembugi si menul.
CEMPLUK
Menul maneh.. menul maneh…
DAL GAPLEK
Husy diam tho. Si menul kenapa..
MBAH ANGIN ANGINAN
Ya tidak kenapa-kenapa, biasa-biasa saja…
NINI SUNYI
Lha iya kenapa mbah ?
MBAH ANGIN ANGINAN
Lha ya tidak kenapa-kenapa, hanya soal menul saja kok di besar-besarkan. Slow sajalah. Masalah sudah tenang kok. Tunggu saja besok di Koran.
DUL GEPLAK
Ya sudah kalau memang tak ada apa-apa, saya kira sampai gawat je, kok ributnya sampai ujung laut. Ya sudah kita biarkan saja peristiwa ini berlalu begitu saja, ayo pulang…
DAL GAPLEK
Lho kok begitu saja tho kang, katanya kita mau ngikuti beritanya…
DUL
Ya kalau kamu mau ngikuti, ya ikuti saja…
Mbah angin angin, dul geplak, nini sunyi, dan cempluk pulang ke rumah, dal gaplek penasaran menyusul kerumah denmas lemuduso. Di rumah den mas lemuduso, telah berkumpul para suami.
MAT KRANJANG
Wah pokoknya yang namanya menul itu, pancen oks
banget denmas. Sip, bijinya bisa sepuluh.
ARJO ANGGUR
Namanya saja menul, pasti di jamin mendat mentul kalu melihatnya.
LELAKI 1
Jaminan mutu…
LELAKI 2
Anti Bocor…
LELAKI 3
Nggak bakalan ngecawakan den mas..
ARJO ANGGUR
Kalau den mas berkehendak, bisa saya perkenalkan, saya cukup dekat kok.
MAT KRANJANG
Alaah.. SKSD PALAPA kamu, sok kenal, sok dekat, padahal tidak tahu apa apa. Ntar biar saja den mas yang memperkenalkan, saya cukup lama kenalnya, du pernah satu sekolahan kok dengan saya.
LELAKI 1
Saja juga kenal.
LELAKI 2
Saya Juga dekat.
ARJO ANGGUR
Untuk denmas , untuk panjenengan segalanya deh.
Tanpa di duga para wanita telah datang bersama menul.
PARA WANITA
Kulo nuwun…
PARA LELAKI (BERSAHUTAN)
Lho.. lho.. kok pada nyusul ke sini.. walah malah bareng menul segala.. ada apa ini.. kok berombongan.. wah payah ini.. wah… wah… mampus aku… bajiguri….
PARA WANITA (BERSAHUTAN)
Lho kok sudah ada pada di sini.. pasti rembugan tentang kita ini… pasti pada ngrasani menul ini.. kok tidak biasa-biasanya… pasti ada apa-apanya ini…
YU GIYAT
Wah kebetulan, mumpung juga ada suami kami, kami kesini ingin sowan. Ingin berdiskusi.
JENG MENUL
Ya, Saya dan para mbakyu-mbakyu ini akan curhat, mengeluarkan isi hati kami, Kami ingin mempertanyakan, kenapa, kami para wanita ini, hanya dijadikan bahan omongan, bahan gunjingan, dirasani sana, dirasani sini. Apa salah kami, kami toh hanya menjalankan tugas kami, saya hanya berjualan bubur untuk menghidupi ibu dan adik-adik saya kok di jadikan obyek kesalahan. Apa saya salah, apa jual bubur itu salah. Apa saya tidak boleh jualan lagi, terus keluarga kami harus makan apa ? saya tak punya keahlian lain selain masak bubur.
YU GIYAT
Sebenarnya kami para wanita ini dating ke sini, bukan unuk menyalahkan jeng menul, juga bukan menyalahkan suami kami, tetapi kami hanya untuk mengajak bersama-sama berinstropeksi, bermawas diri, krmbsli mrlihst diri kita, tentang kelakuan kita, tentang tanggung jawab kita.
MBOK TOMBLOK
Ya, kami tidak menyalahkan siapa-siapa tentang kasus jeng menul ini, jug atidak menyalahkan mas romo yang maruk saat ini.
DEN MAS
Ehm. Kalau memang begitu selesailah, ya semua biarkan berjalan dengan sendirinya. Kenapa kita hanya ngurusi hal hal sepele, sementara banyak hal-hal penting negara yang lain belum terurusi.
MUSIK PENUTUP.
Jamane jamane jaman gedeng
Sing ragendeng rabakal melu mudeng
Jamane jamane jaman susah
Meski susah awake tetep kudu cerah
Yang terjadi biarlah kita lakoni dengan semangat
Kita songsong hari depan dengan harapan
Dan bukan dengan ketiduran.
Puthut buchori
Gowongan, 26 Juni 2003.
[mementaskan naskah drama ini harus ada pemberitahuan kepada penulis]
Tentang Puthut Buchori
Nama Lengkap Puthut Buchori Ali Marsono, Kelahiran 6 September 1971. Alumni Jurusan teater ISI Yogyakarta, Selain Menjadi Direktur Artistik Bandungbondowoso ready on stage, Juga direktur Artistik di Teater MASA Jokjakarta, Perfomance Artist Post Punk Perfomance, dan bekerja secara freelance pada beberapa kelompok kesenian. Saat ini aktif menjadi konseptor dan pemimpin redaksi Underground Buletin Sastra ASK [Ajar Sastra Kulonprogo]. Berteater sejak kelas satu SMP di teater JIWA Yogyakarta pimpinan Agung Waskito ER. Telah Berproses teater lebih dari 100 repertoar, baik sebagai sutradara, pemain, tata artistik maupun tata lampu. Pernah membina kelompok teater, antara lain : Teater MAN Yogyakarta 1, Teater Puspanegara SMUN 5 Yogyakarta, SMUN 1 Depok Sleman Yogyakarta, Teater Cassello SMUN 1 Wates Kulonprogo Yogyakarta, Teater Thinthing Wates Kulonprogo Yogyakarta, SMU Kolese GONZAGA Jakarta (event tertentu), Kolese LOYOLA Semarang Jateng (event Tertentu). Teater Sangkar UPN Veteran Yogyakarta, Teater RAI ISI Yogyakarta, Teater DOEA KATA ISI Yogyakarta, dan saat ini sedang merintis kelompok teater di Wates Kulonprogo Yogyakarta. Tinggal di Gowongan Kidul Jt3/412 Yogyakarta, HP. 08179417613, e-mail:masa_teater@yahoo.com
Sebuah lakon Parodi dua babak
JAKA TARUB
Dramatic Personae
DALANG
JAKA TARUB
NAWANG WULAN
PEMBACA PUISI
MACAN
PRODUSER FILM
PEREMPUAN 1
PEREMPUAN 2
PEREMPUAN 3
PEREMPUAN 4
PEREMPUAN 5
PEREMPUAN 6
PEREMPUAN 7
KOOR
MUSISI
SETTING PANGGUNG
• Sebelah kiri kelompok musik dan dalang.
• Sebelah kanan kelompok suara.
• Ruang tengah tempat bermain.
SETTING WAKTU
Sekarang. Malam bulan purnama.
Suatu malam, ketika umur 7 tahun, di kampong Krayan, Rogojampi, banyuwangi, saya nonton kentrung konon dari Trenggalek. Sekali itu melihat dan sampai sekarang tak pernah jumpa kentrung. dalang membacakan kisah jaka tarub.
BABAK I
Musik Alu dan lesung. Koor menyanyi lagu dolanan.
DALANG
Maka si bulan seperti roda cikar bundar merah di timur ketika sungkup bumi adalah malam.
Kau timang bayimu di ranjang kau ikat sapimu di kandang kau bakar nyamuk dengan racun seperti kini kubakar danyang siluman dengan kemenyan.(membawa kemenyan dan asap mengepul tebal).
KOOR
Gung liwang liwung
Gung liwang liwung (dst)
DALANG
Segala dedemit, segala danyang, segala hantu…
KOOR
Gung liwang liwung (dst)
DALANG
Segala alang-alang parewang-rewang. Silakan angkat hidung dan pulang ke gunungmu, hutanmu, lautmu, kapal layarmu, awing-awang…diamlah dibalik tabirmu yang jauh dan temaram
KOOR
Niyatingsun buka layar
Buka wayang buka lakon
Dengan kalimat: La ilaa ha illAllah
KOOR
Muhammad rasulullah
Musik Suling dan rebana. Syahdu.
KOOR (menyanyi).
Si Jaka
Si Jaka
JAKA TARUB
Anak tani
Anak lading
Anak gunung gemunung di sawah desa
Si Jaka
Si Jaka
Jaka Tarub
DALANG
Anakku lanang
Jaka tak banyak tingkah
Sudah jelang akil balig
Seperti tertulis dalam babad
Ketemu jodoh Nawang Wulan, bidadari
Kala pelangi lembayung senja hari
Turun di kolam palung
KOOR
Si Jaka
Si jaka
Jaka Tarub
Musik. Alu dan lesung. Tema.
JAKA TARUB (Masuk ke tempat bermain. Berpakaian molek anak muda sekarang dan mencangklong ransel pelancong di punggung).
DALANG (Tercengang cengang).
JAKA TARUB (Acuh tak acuh).
DALANG (Membentak).
Hei danyang jalanan! Tak tahu adat. Belum kenyang minum menyan makan sajen, masih juga kau ganggu wilayahku. Awas rasain kau! (menambah dupa dan asap kembali tebal. Komat-kamit, dahi berkenyit keras).
JAKA TARUB (Mendekati Dalang, diangkatnya berdiri, dibawa duduk di tempat bermain)
Kakek, kek,kakek… (membangunkan orang tidur-duduk).sudah kek, bangun kek….
DALANG (Membuka mata lambat-lambat).
JAKA TARUB
Danyang sudah lari ketakutan. Mantera kakek tajam bukan main .
DALANG
Hah? Kau? Kau?
JAKA TARUB
Cucumu sendiri. Si Jaka
KOOR (menyanyi)
Si Jaka
Si Jaka
JAKA TARUB
Sudah datang
Sudah lahir
Anak kota penggadang di jalan raya
Si Jaka
Si Jaka
JAKA TARUB
DALANG (Terhempas dan terpaku).
Haaaah! Aku tak percaya. Kau danyang jalanan. Jaka Tarub pasti persis bapaknya, persis kakeknya, buyutnya, moyangnya. Dia warisan jaman tua yang tak pernah berubah. Adapt. Budaya. Seni. Pribadi. Tumbal. Turun temurun sperti leluri.
JAKA TARUB
Dan bangga…
DALANG
Dan bangga.
JAKA TARUB
Mampus di museum. (ketawa).
DALANG
Nasib tumbal.
JAKA TARUB
Tidak mau. Saya ambil jalan sendiri, memenggal jalan kalian.
DALANG
Kau bukan JAKA TARUB.
JAKA TARUB
Lantas siapa?
DALANG
Danyang!
JAKA TARUB
Dengar. Saya tahu gunung, hutan, sawah, cangkul, gaplek, kerbau, angina barat, perkutut, wayang, keris, primbon, babad, gembleng.
Saya tahu ngebleng, samadi, pucuk hidung. Saya kenal Nawang Wulan, Dewi Sri, Nyi Rro Kidul, Gusti Kanjeng, Gusti Rasul, Gusti Allah. Dan saya kasihan kau masih tetap Dalang.
DALANG
Danyang, danyang, danyang…. (mengambil kitab babad, memeriksa, membolak-balik halaman). Cocok. Tidak keliru satu aksarapun. Saya tidak mengerti.
JAKA TARUB
Saya sumpek di museum, Kakek. Ketika kau panggil aku dank au bangkitkan dari mati-wayang bukan kepalang girangku. Aku meregang dari himpitan kitab-kitab tebal berdebu, meloncat lewat jendela belakang dan lari di semak-semak kayu kangkung.
DALANG
Kayak kucing. Tanpa salam tanpa sembah.
JAKA TARUB
O sudah.
DALANG
Pakaianmu?kenapa ganti koboi begini?
JAKA TARUB
O-oh, tukar tambah di butik Monel. Cara Perancisnya: BOUTIQUE DE MONELE. Mereka pada demam mode kuno. Lihat aku dapat tukar 20 baju, 20 celana, 20 sepatu, 20 ikat pinggang, 20 bundel cek pelancong dan deposito di Bank. Dengan benda-benda ini bola bumi di tangan.
DALANG
Calon gelandangan.
JAKA TARUB
Seperti ramalan orang-orang pinter: masa depan adalah kebudayaan mobil. Saya siap dari sekarang.
DALANG
Rusak, rusak…
JAKA TARUB
Daripada bulukan di bilik kotoran sawang, jadi bubur rayap.
DALANG
Tobat, tobat…Lalu kemari ada apa? Mau merusak pedalangan? Berlagak? Ha?
JAKA TARUB
Kakek panggil aku untuk apa? Saya anak wayang. Main lakon dong. Sekalian pamit.
DALANG
Hei minggat ke mana kau, Buyung?
JAKA TARUB
Aku sudah gede. Tengok kumisku nggak pakai ingus. Lakon apa kita ini malam?
DALANG
Janji: tidak ngaco.
JAKA TARUB
Wayang yang baik: setia dan paham kerja kolektif dan siapa dalang. Begitu bukan?
DALANG
Tukar pakaianmu.
JAKA TARUB
Alaaa soal embel-embel lagi. Pakaian kita untuk show. Mereka sedang memperagakan mulai cawat Nabi Adam sampai mantel Astronot. Berani bertaruh mode Jaka Tarub laku keras. Baca besok di Koran. (menitip beban punggung pada kelompok musik). Ayo kita mulai… (bergerak memasuki peran. Kepada kelompok suara). Panggil Nawang Bulan.
KOOR (menyanyi).
Nawang Wulan. Na---
DALANG (memotong).
Stop! Stop! Aku tidak tanggung Wulan pingsan melihat kau pakaian edan begini.
JAKA TARUB (ketawa).
DALANG
Baik jangan hidupkan. Lebih damai ia di tempatnya asal.
JAKA TARUB
Terlambat, pak Dalang. Sudah kubangunkan. Kami bersama loncat di jendela ketika penjaga museum terkantuk-kantuk di kursi pojok.
DALANG
Ha? Ampun, nak… (histeris). Di mana anakku Wulan? Di mana? Di mana. Wulan? O Wulan…
JAKA TARUB
Entah. Kami pisah sesudah kebun kangkung.
DALANG
Laki-laki tanpa kelembutan.
JAKA TARUB
Dia ngajak pisah. Kau harus tahu, perempuan sekarang tidak mau di buntut laki-laki. Saya senang sikap demikian. Tanpa saling menyakitkan hati.
DALANG
Sama edan kalian.
JAKA TARUB (kepada kelompok suara).
Okey, panggil Wulan.
DALANG (memotong).
Jangan dulu. (berpikir). Kalau begitu tak usah adegan Bidadari turun mandi.
JAKA TARUB
Pakai ah. Perlu! Kami habis… (berbisik ke Dalang) di kebun kangkung.
DALANG
Hah? (pingsan).
PARA LELAKI
Dari Kelompok Suara buru-buru bangkit, menggotong Dalang ke tempatnya duduk di Kelompok Musik.
Musik alu dan lesung. Tema.
KOOR (menyanyi)
Nawang wulan
Nawang wulan
Wulan putri kayangan
Ketika senja pelangi lembayung
Di jatuh di kolam palung
Tujuh bidadari tujuh warna
Tujuh pohon bidara runduk menutup muka
Nawang wulan
Nawang wulan
Wulan pelangi senja
Musik Suling, dll.
KOOR (bangkit jejer wayang di latar belakang. Di tangan mereka ranting-ranting berdaun, bergerak kekiri-kekanan. Suara angin).
Liaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Liuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
Liaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Liuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
(dst)
JAKA TARUB (Di depan Koor, membelakangi penonton. Daun-daun ke kanan, dia ke kiri, dan sebaliknya).
KOOR
Liaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Liuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
(dst. Maju ke depan melewati Jaka Tarub, berhenti, menutupi dia).
JAKA TARUB (Berbalik. Pohon-pohon lebat di depannya. Angina lia-liu. Menyibak sela-sela pohon. Belukar. Meninjau ke sekitar).
KOOR (Angin lia-liu. Maju lagi melewati Jaka Tarub).
JAKA TARUB (Menyusup di semak-semak belukar, sela-sela kaki)
KOOR (Angin lia-liu. Makin ke depan, sampai batas procenium).
JAKA TARUB (Tidak bisa lagi menerobos)
KOOR
Angin lia-liu membelah dua barisan. Berbalik membelakangi penonton. Satu ke kiri, satu ke kanan. Mengelilingi Jaka Tarub, melingkar semakin rapat, rapat, menjadi satu tubuh pohon besar)
JAKA TARUB (Dalamgoa teras pohon)
KOOR (Angin mendesis)
Sssssssssssssssssssssssss
JAKA TARUB (memanjat di dalam, muncul di puncak pohon. Meninjau-ninjau ke sekitar. Pandangannya ke kolam bening sejauh lemparan. Memetik buah, melemparkan kesana)
BUNYI AIR (Tiba-tiba)
Plung…
KOOR (Mendesis)
JAKA TARUB (Turun, keluar dari goa lewat sela-sela kaki. Merangkak. EXIT)
KOOR (Mendesis. Dan buyar, kembali jejer wayang di latar belakang. Daun-daun bergerak lagi. Angina lia-liu)
JAKA TARUB (Merangkak masuk, seperti serigala kehausan, menuju kolam. Minum dengan memoncongkan mulutnya, sepuasnya, lalu seluruh kepala masuk air. Menengadah kayak kuda segar bugar. Melenguh panjang akan membuka kancing baju…)
Tiba-Tiba…Musik riang gembira, bertalu talu.
TUJUH PEREMPUAN (Perempuan 1,2,3,4,5,6,7 Melayang-layang di atas kolam. Sayap-sayapnya selendang transparan, masing-masing berlainan warna.)
KOOR (Angin kencang-kencang)
JAKA TARUB (Lari-lari bersembunyi di balik pepohonan)
DALANG (Siuman. Membelalak senang melihat Tujuh Perempuan).
7 PEREMPUAN (Melayang-layang dan hinggap di tepian; lari-lari keliling kolam. Mendayung-dayung air dengan kaki dan tangan. Melambung-lambungkan sayap keluar dan kedalam lingkaran. Lari makin pelahan makin pelahan, berhenti. Ujung-ujung sayap bertemu di pusat kolam).
KOOR (Angin makin lirih makin lirih)
7 PEREMPUAN (Melambungkan sayap-sayap. Menari “Buka Pakaian”)
KOOR (Angin lia-liu. Membelah dua, melingkar memagari kolam)
7 PEREMPUAN (Nampak disela-sela pagar. Melemparkan sayap-sayap keluar pagar. Lalu kain panjang, baju, pengikat pinggang, dsb, dsb.)
Musik Dan Koor dalam lagu “Bidadari Turun Mandi”.
JAKA TARUB (Turun dari tebing di latar belakang. Mengendap-endap, mengumpulkan barang-barang pembungkus Perempuan, dibuntal dalam kain panjang. Dipanggul dipunggung kayak maling kampung. Akan melangkah...)
PEREMPUAN 1 (Sejak tadi mengawasi Maling, meloncati pagar, menangkap buntalan di punggung, menyeret Maling ke dalam pagar)
7 PEREMPUAN (Beramai-ramai menghukum Jaka Tarub yang tampak timbul tenggelam di balik pagar berusaha melepaskan diri)
JAKA TARUB (Akhirnya menyerah kalah)
KOOR (Pagar buyar; kembali ke kelompok Suara)
7 PEREMPUAN (Memberi minum Jaka Tarub sehingga kembali segar)
PEREMPUAN 1 (mendekati kelompok musik, melemparkan segumpal uang)
DALANG (isyarat : untuk apa?)
PEREMPUAN 1 (isyarat : minta lagu)
DALANG (lagu apa?)
PEREMPUAN 1 (bergoyang pinggul dan tangan dan kepala)
DALANG (o, cokek. mengangguk-angguk. kepada musisi:) Cokek, cokek, tarik.
musik. gending cokek. tari “sinbad dan 7 amazon”.
JAKA TARUB (melayani mereka ngibing. mula-mula dia yang menyeret satu dari mereka ke semak-semak. exit. masuk lagi, menari lagi. menyeret lagi. exit. pada ronde ke empat dia yang di seret dua perempuan. exit. masuk dengan dipapah. diberi minum lagi. segar bugar kembali. menari, menyeret, atau diseret. diberi minum)
PEREMPUAN 1 (memetik jambu bol, disuapkan ke jaka)
JAKA TARUB (merasa kuat kembali, menari dengan ganas)
7 PEREMPUAN (pada puncak lagu yang panas berbarengan menyerbu jaka tarub, mengerubut, memperkosanya)
DALANG (tidak tahan melihat. mendekati kerubutan) Sudah, sudah, sudah....
PEREMPUAN 2 &3 (menyongsong dalang dengan tarian yang akan menerkam layaknya)
DALANG (berbalik ke tempatnya)
PEREMPUAN 2 &3 (kembali menyerbu jaka)
DALANG (membuka-buka kitab babad, tidak menemukan baik kalimat maupun tersirat bahwa jaka tarub ada di kerubut. mendekati kerubutan perempuan)
Hei berhenti! Ini tidak ada dalam plot. Kalian ngaco!
PEREMPUAN 1 (tenang menyambut dalang, melihat halaman kitab,minta membaca, kitab di tangannya, ditutup, dan dihempaskan ke lantai. kembali dia menyerbu jaka)
PEREMPUAN 2 & 3 (bangkit , menari-nari, ngibing dalang)
DALANG (Tergerak juga tangannya menari cokek. Pada gerak adu pantat dua pantat PEREMPUAN nendangnya keras-keras sampai terguling-guling).
PEREMPUAN 2 & 3 (Menyerbu Jaka)
DALANG (Tertatih-tatih berdiri, marah) Cokek berhenti!! BERHENTI!!!
Musik berhenti mendadak.
TUJUH PEREMPUAN (Terbirit-birit lari kesana-sini. PEREMPUAN 1 membawa celana panjang JAKA TARUB.)
JAKA TARUB (Mengejar)
Celanaku! Celanaku! Hei!!
DALANG (Berjingkat, ingat NAWANG WULAN)
Wulan, Wulan, Wulan....(Mengejar mereka)
JAKA TARUB
Celanaku, celanaku, celanaku... hei kembalikan!
DALANG
Wulan, Wulan, Wulan....(Menangkap PEREMPUAN 1) Kau NAWANG WULAN?
PEREMPUAN 1 (Menggeleng)
DALANG
Mana yang Wulan?
PEREMPUAN 1 (Menggeleng)
DALANG (Mengejar yang lain)
Wulan, Wulan, Wulan....
JAKA TARUB
Celanku, celanaku, celanaku! Hei!!
PEREMPUAN 1,2,3,4,( dengan celana EXIT ke kanan.)
PEREMPUAN 5,6,7 EXIT ke kiri.
DALANG
Wulan, Wulan, Wulan... (EXIT ke kanan)
JAKA TARUB (Mengejar ke kanan, mukanya di sambut lemparan celana dari luar. EXIT)
DALANG (masuk kembali)
PEREMPUAN 5,6,7 (masuk kembali dari kiri,, ditangkap satu persatu oleh dalang.)
DALANG
Kau Wulan? Kau Wulan? Kau Wulan?
PEREMPUAN 5 (menggeleng, exit ke kanan)
PEREMPUAN 6 (menggeleng, exit)
PEREMPUAN 7 (menggeleng, exiT)
DALANG (lemas kembali ke tempatnya)
musik. alu dan lesung. tema.
NAWANG WULAN (masuk dari kiri. pakaian over all. bagian atas back-less. mencangklong tas pelancong, siap melancong)
JAKA TARUB (masuk dari kanan. membenahi kancing celana. membalikkan badan. membereskan)
NAWANG WULAN
Kenapa celanamu? Nggak beres?
JAKA TARUB
Anak-anak keterlaluan bergurau. Sampai celana segala dicopot.
NAWANG WULAN (ketawa)
Penyakit turunan kambuh ya bung?
JAKA TARUB (balik bertanya)
Kamu dari mana?
NAWANG WULAN (ketawa)
Sama seperti kau.
JAKA TARUB
Oom siapa beri baju sundel bolong itu?
NAWANG WULAN
Butik Monel-mu sedang bertanding lawan Butik Aye Aye-ku.
JAKA TARUB
Kau lego berapa?
NAWANG WULAN
Persis nilai 20-20mu.
JAKA TARUB
Bisnis. Kita harus mulai dari situ.
NAWANG WULAN
Asal mata-ijo kau tidak sering kambuh. Hei lama-lama kau senewen. Dan membutuhkan seorang Brouwer, psychiater. Kau jenis Voyeurist.
JAKA TARUB
Jenis apa?
NAWANG WULAN
Tukang intip. Tetapi dari penyakitmu itu bisa kau ciptakan bisnis jenis peep-show dalam film, nite-club, iklan, bilik hotel, bahkan teater.
JAKA TARUB
Hai berapa jam hari ini sudah banyak buku-buku kau telan.
NAWANG WULAN
Jangan mengira kerja kami di butik sekedar buka baju tukar celana, pamer paha buka dada, atau obral gossip. (ketawa). Itu kan model-model kepalanya bencong. Merusak profesi. Tidak mengerti bisnis ginian juga seni kreatif. Kita harus banyak dan cepat kerja dan belajar apa saja. Kita berada dalam masyarakat yang serba berlomba. Dan kau tadi kena gilas.... (ketawa).
JAKA TARUB
Aku belajar tari pergaulan.
NAWANG WULAN
Sambil celana kau copot....(ketawa).
JAKA TARUB
Jadi kau dapat kerja model?
NAWANG WULAN (Ketawa).
Jangan sela dulu. Aku ingin ketawa puas-puas.
JAKA TARUB (Bengong).
Kerna aku kena gilas?
NAWANG WULAN (Ketawa).
Mata laki-laki tidak di kepala. Di ekornya....
JAKA TARUB (Senyum kecut).
Di kebun kangkung?
NAWANG WULAN
Senewen! Matanya tidak lihat siapa betina-betina tadi?
JAKA TARUB
Tujuh bidadari.
NAWANG WULAN
Mata menceng. Siapa suruh kau main akrobat?
JAKA TARUB
Akrobat? (angkat dua tangan, kaki. Taiso). Enggak. Saya berperan sebagai saya. Tu DALANGnya.
DALANG (Angkat kepala).
NAWANG WULAN
O... dia terlalu percaya pada tema, tidak pada kreasi. Betina-betina tadi lebih kreatif, berhasil meng-ijokan mata kalian. Dan kau, Jak, Cuma pasrah pada aksara-aksara. Menjilati segi enak dari penyakit---, takdir, kau bilang. Tidak berusaha jadi kebal.
JAKA TARUB
Aku anak-wayang. Dalang bilang nggak boleh ngaco.
NAWANG WULAN
Bukan wayang-lempung, ya kan?
JAKA TARUB
Wayang-manusia, tentu saja.
NAWANG WULAN
Bisa kau tuntut DALANG. Kau diplonco. Atau wakilkan aku, kuseret dia ke polisi.
JAKA TARUB
Jangan. Dia juga yang membangkitkan kita.
NAWANG WULAN
Kau bulat-bulat ditipu.
JAKA TARUB
Aku sendiri yang minta bidadari.
NAWANG WULAN
Pantesan.
JAKA TARUB
Agar cepat ketemu kau, Wulan.
NAWANG WULAN
Dan ternyata kau ditelan Babon-babon tak bisa omong.
JAKA TARUB
O, legenda Putri Bisu.
NAWANG WULAN
Tolol! Mereka pelarian AsmaraBisu-Tuli.
JAKA TARUB
Hoh! Hoh!
DALANG
Eeeee...dan.
Musik Jenaka.
KOOR (Nyanyi).
e-la e-lo
belalang mata ijo
pak Dalang lupa bojo
e-la e-lo
si mata mata akik
si Jaka hidung plastik
hore....
e-la e-lo
si akik baju lonjong
si Wulan kadung omong
e-la e-lo
lonjong-jolong-putih-perak
DALANG,
Jaka masuk kotak!!
DALANG DAN JAKA (Angkat tangan).
Enggak, enggak, enggak.....
NAWANG WULAN
Mulut kalian macam bebek digigit cacing.
DALANG (Memberanikan diri. Kepada Jaka Tarub).
Jaka, pacar barumu?
JAKA TARUB
Anak manismu yang kau panggil.
NAWANG WULAN
Aku tidak perlu manisan.
DALANG
Wulan?
JAKA TARUB
Danyang metropolitan.
DALANG
Yang bener, Jaka.
JAKA TARUB
Aku danyang jalanan, dia apa?
NAWANG WULAN
Awas, aku bukan Hawa-atau Eva-dongeng yang nongol
dari tulang rusuk Adam. Laki-laki paling pinter cari bantalan demi ekornya. Huh!
DALANG
Wulan? Tanpa kelembutan?
JAKA TARUB
Laki-laki tanpa kelembutan. Nol-nol.
NAWANG WULAN
Jangan berilusi “man’s world”, pak Dalang. Dunia
lanangan.(ketawa). Kami kebagian apa? Lihat kuenya kebagian lalat. Nggak mauk!
DALANG
Kau acuhkan hukum-kodrat.
NAWANG WULAN
Pembenaran lagi. Ah.
DALANG
Kau bukan Wulan.
NAWANG WULAN
Barangkali. Yang pasti saya Perempuan. P- kapital.
JAKA TARUB
Atau “P”- antara tanda kutip. (tangan menulis di udara).
NAWANG WULAN (Menangkap tangan Jaka).
Kugocoh mulut kau, Jak.
NAWANG WULAN
Lihat, kakek DALANG. Apa saya mundur?
JAKA TARUB & NAWANG WULAN main silat dan judo dengan seru. Diakhiri ketawa dan salam tangan, pipi, bibir, pelukan dan melantai mulai irama manis sampai jingkrak-jingkrak rock.
Musik dari perang sampai dansa.
DALANG (Melotot.Mencari-cari fasal di kitab).
KOOR (Bangkit, digoncang-goncang rock).
Musik. Sehabis rock kembali manis.
KOOR (Kembali ke kelompok suara).
JAKA & WULAN (Terbuai dalam alunan musik. Di tengah pembacaan puisi mapan tidur di pelaminan).
PEMBACA PUISI
Syair ke Kubur
Naik kereta roda kaki
-Alvin Toffler &Co. Salut dari kemah
Si penumpang tidur molor
Bangun menjelang lohor
Ketika geluduk bukan halilintar
Di ranjang bawah tanah
KOOR
RAM RAM TAM TAM
TAM TAM RAM RAM
PEMBACA PUISI
Kanak-kanak pawai
Terompet-terompet kertas
Genderang kantong semen
Baju jahit tangan
Keliling kota:
“ayam mati ibu urusan polisi
Jangan cengeng kawan ayo nyanyi”
KOOR
RAM RAM TAM TAM
TAM TAM RAM RAM
PEMBACA PUISI
Gubernur, Walikota, Dewan, Tuan dan Nyonya duduk di kaki lima menemani main kelereng. Kuli “Koran Semesta” menggulungnya di kaset dan dilempar ke Benua- di meja Art Buchwald jadi odol-
KOOR
RAM RAM TAM TAM
PEMBACA PUISI
-Eurovision siaran “Danau Pacifik”-
KOOR
TAM TAM RAM RAM
PEMBACA PUISI
-pada proyek Astro/ Aqua Lab-
Burung-burung kecil enggan nyanyi
Karena malu cirit secuil
Gagak jelaga jadi putih bergumul awan
Bisu 24 jam
Alap-alap runduk danbuta
Matanya dipinjam agen kantor sosial
-Carlos Castaneda kembali ke pesantern Don Juan
Peter Brook menyusun revisi Teater Burung-
KOOR
RAM RAM TAM TAM
TAM TAM RAM RAM
PEMBACA PUISI
“Jangan kirim bunga
Taburi mercon
Ayo nyanyi kawan
Jangan lapar bunuh diri!”
Orang-orang pasar dengan dasi dan telanjang sport massal
Musik rock album terakhir
Menjebol kuping congek
Kanak kanak rentakkan ritma Kecak
“Doa untuk kau, ayah
Jangan rayu Mesin, Ibu”.
KOOR
TAM TAM TAM TAM
TAM TRRRRRRRRAM
PEMBACA PUISI
Bendera separo tiang mereka kerek naik
dan nyanyi Lagu Bahasa Baru
“Separo bikin airmata palsu”,
ujar Seragam beruang ke Radio Non, sambil melap ingus
suara. ayam berkokok pagi.
musik. pagi, pop.
KOOR (nyanyi “selamat pagi matahari”)
NAWANG WULAN (bangun)
Kang, bangun, kang.
JAKA TARUB
Hooaaahm... (menguap; bangun, duduk, menoleh kiri-kanan, menarik selimut, tidur kembali)
NAWANG WULAN
Kang, ke sawah.
JAKA TARUB
Siberia ada sawah?
NAWANG WULAN
Mana?
JAKA TARUB
Siberia. Kita di kereta api trans Siberia.O Dewi Tehnoloji, padi tumbuh di salju
NAWANG WULAN
Jaka, kita masih di Trenggalek.
JAKA TARUB
Jemur gaplek.
NAWANG WULAN
Ya.
JAKA TARUB
Tanak nasi.
NAWANG WULAN
Ya. Hei. Kau ini petani atau tukang instruksi? (exit)
JAKA TARUB
Saya ini di Siberia atau di Trenggalek?
KOOR
Siber......
DALANG (memotong)
Trenggalek!
JAKA TARUB
O Tani. Mana paculku? (mencari)
DALANG
Di pojok kamar.
JAKA TARUB (ambil pacul, memanggul. akan exit...)
NAWANG WULAN (masuk, menyembunyikan sesuatu di tangannya yang ke belakang)
JAKA TARUB
Saya ke sawah.dan kamu... (exit)
NAWANG WULAN
Dag- dag kakang. (lalu memasukkan sesuatu ke kukusan dan sibuk memasak)
DALANG (membaca babad)
Wulan bidadari
jadi maafkan ia asing kebudayaan sekolah,
pasar, salon, arisan, gincu, sikat gigi,
bahkan beras.
Ia hanya menanak bukan butir-butir tetapi sebulir padi
Dengan kasih gusti satu kukusan penuh nasi.
Jaka Trub heran takhabis heran
padi selumbung tak pernah susut
“Apa gerangan dikukus istriku?”
NAWANG WULAN (exit)
JAKA TARUB (nyelinap masuk oleh isyarat dalang. mengendap-endap
dekati perapian, akan membuka tutup kukusan)
NAWANG WULAN (Memergoki)
Sudah kau buka, Jak?
JAKA TARUB
Belum.
NAWANG WULAN
Bukalah.
DALANG (Kepada Jaka)
Jangan dulu, Jaka.(Kepada Wulan) Kau harus bilang: Jangan.
NAWANG WULAN
Toh akhirnya dia tahu...
DALANG
Tapi agar lebih dramatisnya larang dulu.
NAWANG WULAN
Okey deh. (Kepada Jaka) Jangan buka kakang.
DALANG (Mengacungkan jempol)
JAKA TARUB
Aku ingin tahu isi kukusan.
NAWANG WULAN
Kau kira aku simpan Jigolo di situ?
DALANG
Apa?
NAWANG WULAN
Jigolo.
DALANG (Bertanya kepada seorang musisi)
Apa itu Jigolo?
MUSISI (Menggeleng)
DALANG (Membuka halaman-halaman kitab; tidak ketemu)
JAKA TARUB
Aku harus tahu. Sudah lama perutku protes kenapa nasi yang kau tanak bau dedak.
NAWANG WULAN
O berasnya impor sisa makanan kuda.
JAKA TARUB
Apa kita rakyat kelas di bawah jaran?
NAWANG WULAN
Sana tanya jagoan Tanjung Priok.
JAKA TARUB
Itu artinya omong dengan siluman.
DALANG
Priok kerajaan siluman?
JAKA TARUB (Mengangguk)
DALANG
Masya Allah.... (Semadi)
Siluman segala siluman yang ngendon
di terowongan Priok
dan terowongan segala tanjung
silakan angkat kaki atau digulung
kembalilah jadi manusia
kerja baik-baik sebagai pegawai negeri
gajimu sudah mending ketimbang Dalang Kentrung.
JAKA TARUB
Hanya nasi bungkus!! (Lari membuka tutup kukusan)
NAWANG WULAN (Mengejar)
JAKA TARUB (Ketawa mengambil isi kukusan)
NAWANG WULAN (Ketawa merebut, tidak berhasil)
JAKA TARUB
Lambang cinta.... (acungkan tangkai)
NAWANG WULAN (Menyambut acungan Jaka)
DUET (Ketawa)
KANGKUNG!!
DALANG (Terbelalak)
JAKA & WULAN berpelukan. Jalan ke EXIT.
Musik. Jenaka .
KOOR (Nyanyi humor)
Kangkung kang, semanggi dik
Cium kang, malam nanti dik
Kangkung kang, semanggi dik
Kangkung kang, semanggi dik
(dst.)
BABAK DUA
Musik Gitar akustik.
KOOR
Kereta api Trans Asia
menyusur hutan tropis,
ladang, kampung, rawa-rawa
seekor Macan ketawa:
Hello, tidak galak
aku Esso pengeduk minyak
Dig yau, man, ha-ha.
DALANG
Jangan sebut Macan. (Berpikir) Si-mbah.
Tidak pernah ngantuk atau tidur
siang di kebun pisang tunggu petang
malam baru turun ke halaman
jaga sayap Nawang Wulan
disimpan Jaka dalam lumbung
MACAN (Turun dari semak-semak, masuk ke halaman. Mengaum)
Saya bukan singa M.G.M. dari Hollywood, atau Exxon bekas Esso pengeruk minyak, atau si kubang.Ludhoyo Tulungagung...
KOOR
Atau balsem Singgapur?
MACAN
Bukan. Juga tidak simbah. Opo kuwi? Aku masih teenager kok, belum kakek-kakek. (Membuka topeng Macan) Jangan ngawur, mas Dalang.
DALANG
Lantas?
MACAN
Pemain drumband! (Memasang topeng, demonstrasi baris berbaris, sebagai pemukul bedug)
Musik Mars.
KOOR (Nyanyi)
Dari barat sampai ke timur
bikin proyek miniatur
MACAN
Mumpung-mumpung....
Dor-dor....
KOOR
Dari S’latan sampai utara
tanam padi tumbuh hutang
MACAN
Jaman Jepang 70 Dor-dor....
KOOR
Jepang hitam.
DALANG
Stop! Stop!
MUSIK. Berhenti.
DALANG
Menurut fasal keamanan dan ketertiban demonstrasi dilarang. Mengerti?
MACAN
Saya tidak demonstrasi. Saya Macan. Demonstrasi kerja kambing.
DALANG
Barusan barisan apa?
MACAN
Saya lagi menghibur diri kok.
DALANG
Cari hiburan sehat lain.
MACAN
Misalnya?
DALANG
Jaga gardu monyet, eh, eh, bukan. Tugas kau jaga lumbung. Di dalam sana ada barang mahal.
MACAN
Antique?
DALANG
Itu omong Perancis?
MACAN
Kok tahu?
DALANG
Perancis siapa tukang tadahmu?
MACAN
Mereka nggakdoyan antik. Uranium ya. Buat Nuklir.
DALANG
Ha, nuklir juga antik. Moyangku pernah bikin. Bangsanya ukir-ukir to?
MACAN
Eladalah, nuklis diukir.... (menganga, mengaum, ketawa)
DALANG
Ayo jaga lumbung, nak bagus.
MACAN (Hormat serdadu)
Siap!(Memasang tiang setinggi badan berbingkai lingkaran di puncaknya. Kepala Macan masuk bingkai jadi patung perunggu)
Bunyi. Kentongan dipukul 8 kali. Jam 20.00.
NAWANG WULAN(Masuk mengendap-endap sikap maling)
MACAN (Mengaum keras)
NAWANG WULAN(Mendekat)
Jangan keras-keras. Jaka nanti bangun.
MACAN (mengaum seru tanpa suara kayak singa M.G.M. jaman fil bisu)
NAWANG WULAN
Barangnya dimana?
MACAN
Dalam lumbung. Dibawah sekali.
NAWANG WULAN
Gampang. Dibobol dari kolong. Jenisnya barang apa?
MACAN
Dalang nggak bilang. Pokoknya mahal.
NAWANG WULAN
Tukang tadahmu orang Konsulat?
MACAN
Kapok. Bisa-bisa dituduh subversif. Ini orang Jakarta. Produser Film.
NAWANG WULAN (Matanya girang)
Bener?
MACAN
Ini, filmnya sedang lokasi disini.
NAWANG WULAN
Kenapa tidakkau kabari dulu-dulu?
MACAN
Aku sendiri baru kemarin teken jadi figuran.
NAWANG WULAN
Peran apa kau?
MACAN
Sekali Macan Ya Macan.
NAWANG WULAN
Ayo kenalkan aku ke dia.
MACAN
Barangnya bagaimana?
NAWANG WULAN
Tinggalkan saja. Paling Cuma popok bayi. Ayo ke sana.
MACAN
Ke hotel langsung. Tempat dia nginap.
NAWANG WULAN
Jangan bohong lho.
MACAN
Aku bukan calo begituan. Wulan. Apes.
NAWANG WULAN
Okey aku percaya.
BERGANDENGAN EXIT.
DALANG
Hei apa-apaan kalian?
MACAN & WULAN(Menyahut)
Main film.
DALANG
Biangane. Ini gara-gara sabun Luks. Anak-anakku ketularan
jerawat bintang film. Biangane....
DI KAMAR HOTEL.
PRODUSER (Tekun ke novel ukuran saku)
MACAN & WULAN(Masuk. Berdiri di sisi pintu, tidak berani buka permisi. Saling sikut dan menunggu kesempatan)
PRODUSER (Tiba-tiba)
Boy, ketemu nih!
MACAN& WULAN (Berebut)
saya, oom, Saya oom.
PRODUSER (Kaget)
Macan!!
MACAN(Membuka Topeng)
saya, oom.
PRODUSER
Siapa kau?
MACAN
Stunt-man, oom. Dalam adegan berburu.
PRODUSER
Malam ini shooting?
MACAN
Saya istirahat. Dan di sewa orang kampung jaga lumbung. Banyak babi nggasak padi.
PRODUSER
Oh, oh MACAN dwi fungsi, begitu? (Ketawa)
MACAN
Oom, masih ada lowongan?
PRODUSER
Buat siapa? (Kepada Wulan) Kau, gadis?
MACAN
Iya, oom. Wulan, dari kelab remaja.
PRODUSER
W-u-l-a-n nama yang puitis....Pernah main film?
WULAN
Belum.
PRODUSER
Atau pentas barangkali?
WULAN
berkali-kali. Selalu peran yang serupa. Bosan. Sutradara tidak kreatif. Senang memamah biak.
PRODUSER
Kritik yang bagus. Saya butuh tokoh dengan mulut ketus. Boy pasti okey.
WULAN
Pakai test, oom?
PRODUSER
Ah beres, ayo kitake bar, minum.
WULAN
Siapa pegang sutradara?
PRODUSER
Boy Kamal.
WULAN
O Si Boy.
PRODUSER
Kenal?.
WULAN
Di majalah.
PRODUSER
Apa saja kau baca?
WULAN
Film, fashion, sport, detektif, humor, science.
PRODUSER
Gadis ideal. Novel suka?
WULAN
Yang kontemporer.
PRODUSER
Wow. Filmku menyusul tentang muda-mudi yang... “chick”.
WULAN
Kaum jet-set, maksudmu?
PRODUSER
Wow-wow. Tidak salah sasaran mataku. Good girl. (Menepuk-
nepuk pipi Wulan, akan mengecup di tolak halus) Good girl.
MACAN (Terpojok, matanya jengkol)
PRODUSER (Melirik ke pojok)
Hai apa kerja kau di situ?
MACANTidak, tidak, maaf oom... (Membalikkan badan) Saya kan calo.
PRODUSER (Melemparkan duit) Hai!!
MACAN (Cepat membalik, sigap menangkap. Mengaum. EXIT)
PRODUSER&WULAN (Terpingkal-pingkal)
WULAN
Yok lihat shooting, oom.
PRODUSER
Bahasa mana itu OOM?
WULAN
Taman kanak-kanak.
PRODUSER
Awas! Ku --- kau!
WULAN (Lari)
PRODUSER (Mengejar)
WULAN (Berputar, EXIT)
PRODUSER (Menggait mantel, EXIT)
Musik Jenaka.
KOOR (Nyanyi)
Noni Wulan bintang film
ayo ‘co ‘do ndeleng
beli karcis harga catut
dapat satu semua katut
(Berdiri)
Bang bang tut
bang bang tut
bang bang tut
(Dst.,dst.)
SOLO
Jangan kentut
KOOR
Bang bang tut
Bang bang tut
(dst.,dst.)
SOLO
Hidung kecut
KOOR
Bang bang tut
Bang bang tut
(dst.,dst.)
SOLO
Pejet bacot. Bahaya udara. (Tutup hidung)
KOOR (Tutup hidung)
Bang bang tut
Bang bang tut
(dst.,dst.)
SOLO (Buka hidung)
Aman! Aman!
KOOR (Buka hidung)
Bang bang tut
Bang bang tut
(dst.,dst.)
SOLO (Mencari nomor kursi di bioskop)
Nomor urut! (Duduk)
KOOR (Duduk berderet di latar belakang)
Bang bang tut
bang bang tut
bang bang tut
bang bang tuuuuuuuuut.....
Di kamar jaka tarub.
Musik Alu dan lesung. Tema.
DALANG
Menemukan sayap di timbunan padi
Wulan kembali bidadari
melayang – layang di atas lumbung, atap kandang, atap pendopo
Bulan purnama ke 24
Jaka Tarub menggendong bayi
lari ke halaman
“Wulan, bayimu, waktu menyusu”
Wulan hinggap di lumbung
“Kakang, bawa ke kandang sapi
dan jika nangis lihatlah ke bulan
ibunya di sana”.
Wulan terbang membubung ke Purnama
Jaka menimang anak duduk di lesung
Musik Gitar akustik. Pagi.
JAKA TARUB(Terbangun dari mimpi buruk dan menjumpai surat Wulan di ranjang. Membaca)
KOOR
Pada pagi ke 730
di sisi Jaka bantal guling
dan nota pendek rapi
bunyi begini:
SUARA WULAN
Jak, aku ke Jakarta main fil, dll. Jika rindu pergilah ke bioskop atau lihat program T.V. Aku barangkali di situ Bye. –Wulan-
JAKA TARUB
O Wulan. Sudah terbang.
DALANG
Kenapa tidak kau segel sayap di lemari besi?
JAKA TARUB
Tidak ke bulan. Dilarikan produser?
DALANG (Mencari-cari di kitab)
Bangsanya Rahwana? Itu kitab Ramayana. Tidak di sini.
JAKA TARUB
Bakar saja kitabmu. Tak bisa menolong sama sekali.
DALANG (Ke Kitab).
... lihatlah ke bulan/ ibunya di sana.
JAKA TARUB
Bulan sudah bopeng, kakek, diinjak-injak orang. Di sana Cuma bangkai roket.
DALANG
Wulan terbang ke Purnama
Jaka men-
KOOR (Memotong)
DUDA!!(berdiri kembali ke kelompok suara). Duda-duda-duda-duda-duda-duda-duda-duda-duda- (dst. Beruntun).
JAKA TARUB (Melawan suara batinnya).
Tidak,tidak, TIDAK!!O, Wulan.
KOOR
Laki-laki tidak cengeng.
JAKA TARUB (Dengan suara cengeng).
Betul.
KOOR
Masih cinta, kejarlah. Jika tidak, minggatlah. Jangan toleh ke belakang.
DALANG
Jaka menimang anak duduk di lesung.
JAKA TARUB
O Wulan. Tidak kusangka. Baiklah. (Berkemas).
DALANG
Kemana Jaka?
JAKA TARUB
Minggat.
KOOR
Dengan kata : patah sayap.
DALANG
Barangkali.
KOOR
Khawatir kau bunuh diri.
JAKA TARUB
Tak sudi mati.
DALANG
Tidak bisa.
KOOR
Bisa.
DALANG (Mengejek).
Gelanggang ditinggal lari.
JAKA TARUB
Kususul Wulan, kucuri!
KOOR
Itu baru laki-laki.
DALANG
Dongeng kembali tak mati-mati.
JAKA TARUB
Persetan!
KOOR
Perrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
JAKA TARUB (Exit).
KOOR
Perrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
NAWANG WULAN
(Masuk Dari Arah Lain). Jak, Jak, Jak,
DALANG
Dongeng kembali tak mati-mati.....
NAWANG WULAN
JAKA!!
DALANG
Anakku.
NAWANG WULAN
Jangan sebut.
KOOR
Anakmu?
NAWANG WULAN
Bukan.
KOOR
Buah hati.
NAWANG WULAN
Bukan.
KOOR
Kekasih.
NAWANG WULAN
Bukan.
KOOR
Pacar.
NAWANG WULAN
Bukan.
KOOR
Penghibur.
NAWANG WULAN
Bukan.
KOOR
Isteri.
NAWANG WULAN
Bukan.
KOOR
Calon.
NAWANG WULAN
Bukan.
KOOR
Gundik.
NAWANG WULAN
Bukan.
KOOR
Skretaris.
NAWANG WULAN
Bukan.
KOOR
Babu.
NAWANG WULAN
Bukan.
KOOR
Madu.
NAWANG WULAN
Bukan.
KOOR
Manisan.
NAWANG WULAN
Bukan.
KOOR
Alas kaki
NAWANG WULAN
Bukan.!
KOOR
Boneka !!
NAWANG WULAN
Bukan.! Bukan ! Bukan !
Diam.
KOOR
Pengagum.
NAWANG WULAN (Diam)
KOOR
Partner.
NAWANG WULAN
Setaraf di meja kerja.
Diam.
DALANG
Wulan.
NAWANG WULAN
Jangan sentuh aku. Kalian pencipta gelembung-gelembung sabun. Kau ulur melambung, kau tarik kempes. Tanpa bobot. Sayap kau tukar kapas. Dan terompet-terompet kalian di koran Koor merdu, jika tidak menjemukan, atau bahkan berbalik merobek kuping. (diam) bukannya aku tak tahan, tapi sangkar itu makin sempit makin sempit makin.... o dunia gelembung....
KOOR
Alice in the wonderland
Belum disentuh Joan Miro.
DALANG
Wulan,
KOOR
Nama yang puitis.
NAWANG WULAN
Jangan sebut.
DALANG
Wulan?
KOOR
Barangkali bukan.
NAWANG WULAN
Lalu dimana saya?
KOOR
Dibawa minggat subuh tadi.
NAWANG WULAN
Jaka !?
DALANG
Kau dikejar ke Jakarta.
KOOR
Kalau sempat dan masih – (Mengecup telapak tangan): ya.
DIAM.
DALANG
Wulan terbang membumbung ke purnama.
Jaka menimang anak duduk di lesung.
KOOR
Anjing juga menyalak ke bulan kuning
karena tak pandai naik tangga.
NAWANG WULAN
Oh.
DALANG
Baik jangan hidupkan. Lebih damai ia di tempatnya asal. Dari dongeng kembali ke dongeng.
KOOR
Dari fiksi menjadi roh dan daging.
DALANG
Dongeng kembali dongeng.
KOOR
Ruh dan daging bukan dongeng sebelum mati.
DALANG
Dongeng kembali dongeng
tidurlah di ranjang museum.
KOOR
Ruh dan daging tidurlah dengan mimpi atau gelisah
Esok pagi Matahari terbit
dan kau bangun di kaki langit
DALANG
Ranjang hangat seperti beledu
tempat tutup mata para Ratu
bola kristal dan kandilabra
bunga-bunga wangi dan cendana
pita warna-warni-warna-warni
kartu-kartu ucapan slamat dari jauh dan dekat.
betapa makna hidup dibelakangmu.
KOOR
Di kaki langit: kereta api kilat siap berangkat.
DIAM. Tanpa musik tanpa berisik.
NAWANG WULAN (Bergerak sadar/mimpi, mapan tidur/mati)
DALANG (Menutup kitab, meletakkan dibawah kepala Wulan sebagai bantal).
KOOR (Memasang lonceng alarm. Salah seorang mencuri Kitab setebal bantal itu tanpa setahu Dalang, dan diganti tas pelancong Wulan sendiri)
DALANG (Tepuk tangan, kerja selesai)
Seperti kutonton di ketoprak
Non Juliet menunggu Sinyo Romeo di kubur.
Dan kubaca sanjak Chairil Anwar yang sangat bimbang
.... tak tahu apakah Romeo dan Juliet berpeluk di ranjang atau di kubur.
KOOR
Romeo dan Juliet berpeluk di peron
Ciuman di trotoar
Setubuh di mobil
DALANG
Kubur di?
KOOR
Ruang praktikum fakultas kedokteran.
Apalagi tanah kubur mahal.
DALANG
Anak jadah!
KOOR
Kau bapaknya.!
DALANG (Menganga)
Ha?
KOOR
Ha-ha-ha (Menganga)
JAKA TARUB (Masuk, akan melemparkan ransel ke ranjang, tidak jadi lepas. Mulut menganga)
NAWANG WULAN (Terpekik, tanpa suara; bangun. Mulut ternganga)
TABLO
Kemudian semua mulut pelan-pelan menurunkan rahang.
NAWANG WULAN
Saya dimana?
JAKA TARUB
Di kamar sewa kita yang lama.
NAWANG WULAN
Kapan pindah?
JAKA TARUB
Sekarang. Sudah kubeli karcis bis ekspres.
NAWANG WULAN
Ke mana?
JAKA TARUB
Timur.
NAWANG WULAN
Berapa karcis?
JAKA TARUB
Dua.
NAWANG WULAN
Untuk aku?
JAKA TARUB
Ya, tadinya persediaan kalau-kalau...
NAWANG WULAN
Sudah ada penggantiku?
JAKA TARUB
Kau tahu aku selalu bersiap sebelum kejadian. Meskipun
kadang-kadang meleset. Sedikitnya terobat kekecewaan.
NAWANG WULAN
Aku terlalu ambisius ya, Jak?
JAKA TARUB
setiap harus besar ambisi.
NAWANG WULAN
Jangan sindir aku, Jak.
JAKA TARUB
Tidak, Wulan. Jaka Tarub dengan ambisi mencuri sayap bidadari.
NAWANG WULAN (Menutup telinga)
Dongeng lagi. Jangan cerita, Jak.
JAKA TARUB
Jaka Tarub ---
NAWANG WULAN (Memotong. Bergerak sadar/mimpi)
Aku bimbang apa tidur
apa mati. Di bom kata-kata dan sinar hipnotis...
JAKA TARUB (Melihat ke jendela)
Tangkis atau cernakan dan berakkan.
NAWANG WULAN
... Mereka menghitung dan menggambarku. Iklim, waktu, gas, ruang, temperatur, peta, protein, semua sudah diatur. Aku kehilangan aku dan kau... Peluk aku, Jak.
JAKA TARUB (Ke jendela)
Tidak sekarang. Bis sebentar datang.
NAWANG WULAN (Mapan tidur/mimpi)
Pelukaku Jak...
JAKA TARUB
Wulan! Bis datang! (Lari menggaet ransel, EXIT)
DALANG (Cepat merebut Kitab dari tangan pencuri di Koor. Membuka halaman. Komat kamit di dekat ranjang)
NAWANG WULAN (Kesurupan)
Jaka... (Suara Dalang Pada Mulut Nawang Wulan)
Ranjang hangat seperai beledu
tempat tutup mata para Ratu
bola kristal dan kandilabra
bunga-bunga wangi dan cendana
kartu-kartu ucapan selamat dari jauh dan dekat
JAKA TARUB
Wulan, ayo!(Lari masuk, tertegun; memeluk Wulan, menggendong, dan menggaet tasnya) Wulanku...
NAWANG WULAN
Betapa makna hidup --- (EXIT bersama Jaka)
Musik Pop.
KOOR (Nyanyi “selamat Pergi”. Berdiri jejer wayang)
DALANG (Tekun ke kitab, komat-kamit, dahi berkeringat)
-- LAYAR --
*JAKA TARUB, Naskah ini adalah pemenang ketiga dalam sayembara naskah lakon Dewan Kesenian Jakarta yang ke III/1974.
Friday, March 19, 2010
Subscribe to:
Comments (Atom)